Tuesday, July 7, 2009

Huf...


Assalamualaikum ^_^
Huf... capeknya, jadi bingung mo nulis apa?
Tentang contreng, udah kebanyakan, mo yang ilmiah ntar keberatan, he2 sebenernya emang nggak sanggup :P

Bismillah,
Ceritanya tentang pengalaman Dini mulai ngajar pertama kali di Mts Manba'ul Hidayah Palembang. Sebuah sekolah yang tidak terlalu besar. Dini dapet tawaran ngajar di sana setelah tamat kuliah (Januari 2009). Ketika Dini pertama kali mengajar di sana, ada seorang guru bilang "Ngajarnya yang sabar ya." Dini cuma balas dengan seutas senyum, toh Dini ngerasa kegiatan mengajar n menghadapi siswa insyaallah dah biasa. Saat itu Dini dapet jatah ngajar di kelas sembilan. Pertama kali Dini memasuki ruangan kelas, terlihat wajah-wajah yang ceria, mungkin ni kebiasaan kalo ada guru baru, hampir sama kayak Dini dulu sekolah.

Kegiatan Dini awali dengan mengabsen siswa satu persatu, tidak lupa ketika mengabsen siswa Dini menyuruh mereka tuk menyebutkan nama panggilan mereka, mata pelajaran yang tidak mereka sukai dan tidak sukai berdasarkan alasan, serta cita-cita. Tapi kegiatan itu tiba-tiba terhenti ketika Dini memanggil siswa yang bernama Taufik Mardenis.

Pandangan Dini terpaku, tepat di depan meja Dini. Susunan bangku yang paling depan di sudut kanan. Seorang siswa yang asik tertidur sambil menelungkupkan kepala. Dini coba berdehem di sampingnya, tapi sepertinya dia tidak perduli. Dini coba lebih mengeraskan suara ketika Dini menjelaskan, tapi ia masih tak bergeming. Dini arahkan pandangan pada teman-temannya yang lain, sambil menggerenyitkan dahi, seolah bertanya.
Lalu ada siswa yang berada di deretan bangku nomor tiga tepat di sebelah kanan nyeletuk, "Biaso buk." Logat bahasa Palembangnya masih sangat kental.
Dini balas bertanya "Bener ya, memang biasa, dia tidur seperti ini?" Kali ni Dini arahkan pandangan Dini ke seluruh siswa. Tanpa di beri aba-aba, serentak mereka semua mengangguk. Akhirnya Dini pake jurus terakhir. Dini goyangkan bahunya, mungkin karena ia tersentak kaget akhirnya ia mendongakkan kepalanya dan segera membenahi posisi duduknya.
Dini lalu bertanya, "Kok, tidur nak?"
"Maaf, bu." Katanya santai dengan menggunakan logat bahasa Jakarta dan seolah tak terjadi apa-apa.
Dini hanya bisa berkata, "Ya sudah, lain kali jangan tidur lagi ya. Apalagi kalau sedang ada gurunya."
Dia hanya diam saja, tanpa mengatakan iya atau tidak sebagai pertanda kesepakatan.
Dini pun melanjutkan kegiatan mengabsen Dini yang sempat tertunda. Ternyata nama panggilannya cukup dengan Denis, mata pelajaran yang disukai dan tidak disukai tidak ada, dan cita-cita pun belum tahu.

Saat jam istirahat, Dini berkumpul di ruang guru, bersama guru-guru yang lain. Kesempatan ini Dini gunakan untuk bertanya tentang siswa yang bernama Denis yang tidur di dalam kelas. Anehnya semua guru yang Dini tanya mengenai Denis menjawab kalau kegiatan Denis tidur di kelas itu sudah biasa. Malah ada guru yang sudah menyiramnya dengan seember air. Ada yang sudah melemparinya dengan vas bunga plastik yang biasa menghias di meja guru, sampai vas itu terbelah dua. Ada yang melemparinya dengan kapur bahkan penghapus. Tapi toh ternyata ia tak pernah jera. Mungkin sudah jadi kebiasaanya untuk tidur.

Ketika hari selajutnya Dini mengajar di kelas sembilan lagi. Dini mempunyai cara yang sedikit jitu. sebelum memulai pelajaran, Dini menyuruhnya untuk membasuh mukanya di kamar mandi biar segar.

Satu minggu kegiatan mengajar Dini di sekolah itu alhamdulillah berjalan lancar. Tapi ternyata hal itu berlangsung sementara. Dini ingat sekali, pada saat itu hari Senin. Ketika Dini sedang memberikan materi di kelas sembilan, tiba-tiba Dini di panggil kepala sekolah. Dini pun segera memberikan latihan, untuk segera mereka kerjakan sementara saat Dini ke ruang kepala sekolah.

Ternyata di ruang kepala sekolah ada rapat mendadak mengenai, siswa kelas sembilan yang akan menghadapi UN tahun ini. Rapat mendadak ini berjalan sekitar lima belas menit. setelah itu Dini kembali ke kelas. Terlihat para siswa sedang mengerjakan latihan mereka, walau ada sebagian yang pura-pura. Tapi lagi-lagi pandangan Dini hampir lengah, ternyata siswa yang bernama Denis itu kembali tidur. Dini bener-bener nggak habis pikir.

Dini mencoba bertanya kepada teman-temannya, kenapa dia bisa seperti ini? Tapi mereka bilang tak tau. Mereka bilang kalau Denis adalah siswa pindahan dari Jakarta dua bulan yang lalu, Denis adalah orang Padang yang terkenal pelit (maaf klo ada yg berasal dr Padang) kalo di minta sumbangan atau uang fotocopy, ia tak pernah mau. Tapi kalau urusan uang jajan, ia nomor satu. Dia bisa makan nasi gemuk dua piring.

Ketika teman-temannya sedang bercerita tentang dia, tak disangka ia terbangun dan langsung berujar "Bukan, kayak itu bu!"

Dini dan semua siswa terkejut. Kami tidak menyangka kalau ternyata ia mendengarkan pembicaraan kami. Sejenak suasana pun hening. Dini mencoba untuk mengendalikan suasana.
"Lho, ibu kira Denis tidur?"

"Saya sebenarnya nggak mau sekolah di sini. Tapi keadaan yang memaksa saya. Saya tinggal di Jakarta sama ibu saya dan adek saya, bapak saya meninggalkan kami. Waktu sekolah saya jadi tukang copet bu. Saya bersama temen-temen saya mencopet pada setiap acara konser.Saya diberhentikan dari sekolah. Saya malu sama ibu, akhirnya saya minggat. Saya tinggal sama temen-temen saya sesama pencopet. Suatu hari saya ketemu seorang bapak yang baik sama saya, dia menolong saya, dia membuka hati saya. Saya akhirnya tinggal bersama dia dan bekerja menjaga tokonya. Suatu hari saya bertemu dengan tetangga ibu. Keesokannya ternyata ibu yang datang bersama tetangganya itu untuk menjemput saya. Saya sudah tidak bisa mengelak, lagipula Bapak itu mengizinkan. Sesampai di rumah ternyata ada paman saya dari Palembang. Terus dia bilang kalo saya lebih baik tinggal bersamanya saja di Palembang, dia akan menyekolahkan saya. Ibu saya langsung setuju, tanpa menanyakan pendapat saya. Akhirnya saya ke Palembang dan sekarang sekolah di sini. Saya suka tidur di sekolah karena saya capek, bu. Saya tinggal bersama paman dan keluarganya. Kerja saya sebelum pergi sekolah, mencuci piring, beres-beres rumah, mencuci baju yang bukan milik saya. Saya sebenernya tidak kesal mencuci baju paman dan bibi saya, tapi saya kesal mencuci baju anak-anaknya, apalagi mereka perempuan. setela kerja baru mandi dan pergi sekolah samapi belum sempat sarapan. saya di kasih uang lima ribu, dua ribu untuk ongkos pp, sedang tiga ribu untuk jajan, kalo saya makan banyak, itu karena saya lapar. Pulang sekolah harus ke pasar Lemabang, bantu jualan barang pecah belah sampai jam sebelas malam, setelah itu mengangkat barang-barang pesanan sampai jam dua belas malam, sampai di Brumah cucian piring sudah menunggu, rumah pun harus dirapikan. badan ini rasanya capek nian bu. Makanya saya sering tidur di kelas."

Kami semua terdiam, dasar Dini memang mudah sensitif, langsung jatuh deh air mata.

"Masih mending (wajar) kau Denis, kalo bagi aku itu biaso (biasa). Aku dulu tinggal di panti asuhan, di suruh begawe (bekerja)terus, malah sering di kasih nasik basi (nasi yang sudah basi)" Fitriani berujar. Hati ini rasanya perih nian. Dini bener-bener nggak nyangka. Belum sempat Dini berujar, tiba-tiba Putri menambahkan, "Aku cuma tinggal beduo samo kakak aku, mamak samo bapak aku lah meninggal, susah seneng kamo bagi samo-samo." Dan tak disangka, akhirnya kami sekelas menangis.

Dini tak menyangka kalau setelah cerita Denis, semuanya terungkap, mulai, dari Rosita, yang tinggal dengan pemilik yayasan sekolah.Orangtuanya tidak mampu menyekolahkannya. Dini tahu rasanya tinggal bersama orang lain yang bukan orang tua kita, karena Dini pernah mengalaminya, kita harus bisa menahan hati, sabar, harus rajin, dan harus membuat orang itu senang. Fitri, yang tinggal di panti asuhan yang sebenarnya oengtuanya masih ada. Ternyata ada, panti asuhan tertentu yang sengaja memanfaatkan anak-anak untuk usaha mereka, apalagi kalau akan datang penyumbang dana.Arif, yang sejak kecil di tinggal ayahnya dan baru-baru ini juga harus kehilangan ibunya, Putri, yang memang sudah yatim piatu. Fajar, yang semenjak ayah dan ibunya bercerai kini tinggal dengan neneknya, setiap pulang sekolah selalu pulang untuk makan nasi karena tidak ada uang untuk jajan, sedangkan yang lain alhamdulillah keluarganya masih lengkap, dan berkecukupan.

Tadak menyangka ini akan jadi acara curhat bersama. semenjak saat itu, Dini semakin akrab dengan mereka, tali persaudaraan dan pengertian antar sesama mereka pu semakin kuat terjalin. Dini selalu berusaha membuka pikiran mereka dan memberi semangat mereka, walau kadang diri dini pun sedang tek bersemangat. Sering juga sih Dini kelupaan, memberikan semangat, tapi Dini justru seneng karena mereka malah yang bertanya, "Mana kata-kata motivasinya bu?" atau sering bilang "Semangat". soalnya Dini kalau melihat mereka tidak semangat belajar, dini suka bilang "Semangat." :P

Alhamdulillah ujian tahun ini mereka lulus, walau baru lima bulan mengajar mereka, rasanya mereka bener-bener suada lama berada di hati Dini.

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga ceritanya. Huf... capek nian. Mana tadi habis jadi saksi, mari tetap kita lanjutkan, he2 :P Alhamdulillah diri ini masih bisa bermanfat bagi orang lain.

"Sebaik-baik manusia adalah ketika ia bermanfaat bagi orang lain."

SEMANGAT YA SAHABAT ^_^

26 comments:

  1. bersambung ya ini... waduh padahal penasaran apa yang terjadi di ruang kelas yang mba dini tinggal sama yang terjadi di ruang kepala sekolah....

    sepertinya ada sesuatu nih...

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum mba' dini... Waktu SMP saya juga suka tidur di kelas mbak, hehhee... tapi cma kalo pas ngantuk n di pelajaran yang udah saya ngerti. Untungnya saya juga dapet guru yang bijak, dipijitin dan akhirnya jadi malu sendiri dan lama2 hilanglah kebiasaan tidur di kelas. Insya Allah mbak kalo guru mendidik muridnya dengan penuh kebijaksanaan akan menumbuhkan motivasi dalam diri sang murid untuk meneladani kebaikan. Tapi kalo disikapi dengan amarah dan kekesalan akan membuat sang murid bertambah melawan. Sukses mbak.

    ReplyDelete
  3. Oiyah kalo mau pasang MINIGAME nya harus download dulu script nya. saya upload ke indowebster. download di sini

    ReplyDelete
  4. pasangnya tinggal copas kan ke widget hml / javascript untuk sidebar... trimakasih... wassalam.

    ReplyDelete
  5. rasa sayang datangnya dari rasa pengertian, pengertianpun karena mau saling terbuka, terbuka karena kita saling percaya, percayapun karena kita saling menghargai...itulah yg telah dini lakukan pada denis....bermanfaat bagi orang lain lebih bernilai daripada piagam ataupun award dialam ini. nice articles,thanks.

    ReplyDelete
  6. kereeeennnn... true story ya mbak....
    ya hidup gak cuma sesuatu yang enak...hidup juga bukan melulu tenang mengeluh...
    jika kita di sodorkan gelas setengah isi apa yang kita lihat
    gelas yang setengah isi atau gelas yang setengah kosong...
    ??...
    sebuah pembelajaran berharga nih

    ReplyDelete
  7. Huf....capek mbacanya mbak heheheheheh...apalagi ini udah malam ...halah...hehehe...
    Cerita yang sip, memang kalo kita hidup dan perduli dengan orang lain pikiran kita akan di penuhi kebaikan dan kewelasan...
    subhanalloh, semoga cerahlah masa depan...

    ReplyDelete
  8. Subhanallah..kenapa ini semua harus menimpa dan terjadi pada aku,,cerita ini hampir merepet dengan kehidupan aku sehingga aku merasa 'disindir' hehehe
    Astaghfirullah..ternyata aku banyak dosa kepada ibu bapak guruku selama ini

    ReplyDelete
  9. hmm, jadi malu. pas SD saya juga suka tidur di kelas. bukan karena musti kerja tapi karna dengerin wayang kulit di radio ampe larut malam. tapi ntu kan budaya tradisional yg musti dilestarikan n dihargai. jd saya pejuang jg donk hehe (hayahh membela diri aja)

    ReplyDelete
  10. hmm, baca ceritanya jadi ingat Laskar Pelangi. patut dihargai tuh semangat anak-anak yang sebagian musti sudah menanggung kerasnya kehidupan di saat mereka masih berhak menikmati masa kecil yang mustinya penuh kegembiraan.
    semoga mba' Dini jd Ibu Muslimah berikutnya :)

    ReplyDelete
  11. eh kelupaan, ebooks-nya kebanyakan gratis mba' :) silakan dipilih trus didonlot (semuah jg boleh hehe)

    ReplyDelete
  12. pendatang baru nih.
    hehehe.

    salam kenal yak
    heheh :D

    ReplyDelete
  13. Subhanalloh Mbak...
    Ternya masih juga ada orang lain yg nasibnya sama seperti saya, bahkan lebih menyedihkan dari apa yg saya alami. Semoga smua di beri anugrah kelancaran, sehingga mampu keluar dari situasi yg sangat tidak mengenakkan itu.

    Salut aku pada Ibu Gurunya, yg demikian pintarnya melakukan pendekatan tanpa harus mendeskriminasikan si Murid yg sdh berbuat kesalahan.

    Saya follow ya Ibu, tp gantian, follow juga blog jelek saya.

    ReplyDelete
  14. yahh... kehidupan memang aneh,a dayg lebih ada yg kurang. ceirtanya mengharukan sekali mbak, hikss

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Sabar ya dek dini ntar Bang patahati tulis artikel lagi. salam kenal dari saya rindunya patahati

    ReplyDelete
  17. waaah buwel juga gaptek din.....keknya tanya mbah google lebih siiip deh...khan mbah doodle nggak gaptek

    ReplyDelete
  18. maksud nya google yang terakhir, maaf hanya ralat

    ReplyDelete
  19. hmmm...kudu tambah bersukur ajah nie akuh...
    nasihat yang bagus mbak
    makasih yak dah mampir

    ReplyDelete
  20. mba dini.... ada lanjutannya YA! AKU MENUNGGU udah ada nih....http://5setia.blogspot.com/2009/07/ya-aku-menunggu-part-ii.html

    ReplyDelete
  21. Panjang juga ceritanya. Wah, kalau bu gurunya penuh perhatian dan semangat spt ini murid-2nya pasti akan sukses semua.
    Semangat bu guru..!!

    ReplyDelete
  22. huaaa terharuuuuu... cerita2 lagih dong tentang pengalaman jadi gurunya.
    btw, sayah link balik ya biar sayah gampang berkunjung kemarih.

    btw, primari blog sayah di ratu de blog :)

    ReplyDelete
  23. Ternyata ehh ternyata...
    Sebuah ending yang menarik dan mengharu-birukan... hehhee...

    PS : Oiyah mbak postingan saya tentang bisnis emas itu review aka iklan... jadi emank gak saya buka komentnya... Saya akan kembali setelah yang mau lewat berikut ini...hihhii... Maaf yah mbak... SSemangaTT!

    PSS : Trus kode buat masang widget MINIGAME nya tunggal Donlot kok... udah saya paketkan dengan Guidance / cara pasangnya... thankss...

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah....ternyata masih ada guru yang bijak dan peduli kepada anak didiknya...:)

    Jika semua guru punya i'tikad dan hati seperti Mbak dini, insya Allah bangsa ini cepat kembali bangkit dari keterpurukan moral.

    Tetap semangat Bu Guru!!!

    ReplyDelete
  25. wah terharu. semoga Allah memberi kesabaran dan melapangkan rizqi bagi mereka yang mau berubah dan berusaha sungguh2. Sungguh tak ada amalan yang luput dari Kuasa NYA.

    great teacher! semangat!

    ReplyDelete